Ngampel, Kendal, Rabu (31/5/2023) - Desa Ngampel Wetan, yang terletak di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, sedang melakukan upaya konkret untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dalam pertanian. Mereka mengembangkan budidaya padi organik melalui sistem mina padi di lahan tidur wilayah desa tersebut. Lahan yang selama ini tidak produktif dan tidak terawat selama 20 tahun akan dimanfaatkan untuk menanam padi secara organik dengan memanfaatkan kehadiran ikan dalam sistem pertanian.
Dalam upaya ini, Pemerintah Desa Ngampel Wetan memiliki harapan untuk mencapai beberapa manfaat yang signifikan. Pertama, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dapat dikurangi secara drastis. Dengan menggunakan metode mina padi, ikan yang ada di dalam lahan pertanian akan berperan sebagai pembersih air dan pemangsa hama yang ada di sekitar tanaman padi. Hal ini akan mengurangi ketergantungan pada pestisida dan pupuk kimia yang berpotensi mencemari lingkungan.
"Kami mencoba menerapkan konsep ini pada lahan yang selama ini tidak terawat dan tidak produktif. Lahan seluas 200m2 persegi akan kami manfaatkan untuk pertanian dengan menerapkan sistem mina padi organik," terang Kepala Desa Ngampel Wetan, Abdul Malik.
Selain itu, kehadiran ikan juga memberikan manfaat sinergis dalam sistem pertanian. Ikan akan memberikan nutrisi tambahan melalui kotoran mereka, yang akan diserap oleh tanaman padi. Dengan demikian, tanaman akan mendapatkan nutrisi alami yang lebih seimbang, menghasilkan panen yang lebih baik baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Melalui program budidaya padi organik dengan sistem mina padi ini, Kepala Desa Ngampel Wetan, Abdul Malik, berharap dapat memberikan contoh nyata tentang praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan kepada petani lokal. Selain itu, dia berharap dapat mendapatkan dukungan dari Pemerintah Daerah setempat agar program ini menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kabupaten Kendal untuk mengadopsi praktik pertanian organik yang lebih alami, menjaga keseimbangan ekosistem, serta melindungi kualitas tanah dan sumber daya air.
"Ide awal kami adalah untuk mengurangi penggunaan produk kimia dalam pertanian, maka kami menggunakan pola bercocok tanam dengan mina padi dan pendekatan organik. Kami telah mulai dengan menggunakan 30 kilo gram bibit padi organik dan 4.000 ekor benih ikan yang disebar. Kami berharap jumlah benih ikan dapat ditambah sekitar 8.000 ekor ke depannya. Namun, kami masih berharap adanya bantuan benih dari Dinas Pertanian, dan akan kami komunikasikan agar program ini dapat menjadi percontohan untuk pertanian di Ngampel Wetan," jelas Abdul Malik.
Selain manfaat lingkungan, program ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif secara ekonomi bagi masyarakat desa. Dengan mengembangkan lahan tidur menjadi lahan pertanian yang produktif, petani di Desa Ngampel Wetan dapat meningkatkan pendapatan mereka melalui hasil panen padi organik yang berkualitas tinggi. Program ini juga membuka peluang pengembangan usaha lain, seperti pengolahan hasil panen atau penjualan ikan organik.
Dalam jangka panjang, Abdul Malik berharap bahwa program budidaya padi organik melalui sistem mina padi ini dapat berdampak positif dalam menjaga kelestarian alam, meningkatkan kesejahteraan petani, dan mengurangi dampak negatif pertanian terhadap lingkungan. Desa Ngampel Wetan ingin menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan, menjaga kesuburan tanah, serta memastikan keberlanjutan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan pangan yang sehat dan berkualitas.(TIM)
Dipost : 02 Juni 2023 | Dilihat : 606
Share :